HADITS PALSU DALAM SUNAN IBNU MAJAH (HADITS KE-18)

November 16, 2013 at 5:53 pm | Posted in Hadits | Leave a comment

18. Hadits no. 1749, Imam Ibnu Majah berkata :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى قَالَ: حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِبِلَالٍ «الْغَدَاءُ يَا بِلَالُ» فَقَالَ: إِنِّي صَائِمٌ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَأْكُلُ أَرْزَاقَنَا، وَفَضْلُ رِزْقِ بِلَالٍ فِي الْجَنَّةِ، أَشَعَرْتَ يَا بِلَالُ أَنَّ الصَّائِمَ تُسَبِّحُ عِظَامُهُ، وَتَسْتَغْفِرُ لَهُ الْمَلَائِكَةُ مَا أُكِلَ عِنْدَهُ»

“Haddatsanaa Muhammad ibnul Mushoffaa ia berkata, haddatsanaa Baqiyyah ia berkata, haddatsanaa Muhammad bin Abdur Rokhman dari Sulaiman bin Buraidah dari Bapaknya ia berkata, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salaam berkata kepada Bilaal Rodhiyallahu anhu : “besok (datang) wahai Bilaal!’. Bilaal menjawab : ‘aku (besok) puasa’. Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salaam berkata lagi : “kami makan rizki kami dan keutamaan rizki Bilaal di surga, apakah engkau merasa wahai Bilaal, bahwa puasa akan menjadi keutamaannya dan Malaikan akan memintakan ampunan bagi apa yang dimakan disisi orang yang berpuasa””.

Mari kita bedah para perowinya :

1. Ibnul Mushoffa dan Baqiyyah sudah berlalu.
2. Muhammad bin Abdur Rokhman, Imam Abu Hatim berkata : “متروك الحديث ، كان يكذب” (matrukul hadits, ia berdusta). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata : “كذبوه” (para ulama mendustakannya).
3. Sulaiman bin Buroidah, lahir 15 H dan wafat tahun 105 H, perowi Muslim, dinilai tsiqoh oleh Al Hafidz.
4. Bapaknya Buroidah Al Aslami Rodhiyallahu anhu, wafat tahun 63 H, veteran perang Khoibar, seorang sahabat yang mulia.

Imam Al Albani dalam tahkiqnya terhadap hadits ini berkata : “موضوع” (hadits palsu).

Imam Bushiri dalam “Zawaaid” berkata :

هَذَا إِسْنَاد فِيهِ مُحَمَّد بن عبد الرَّحْمَن مُتَّفق على ضعفه وَكذبه أَبُو حَاتِم وَغَيره

 “ini sanadnya didalamnya ada Muhammad bin Abdur Rokhman, telah disepakati atas kelemahannya, didustkan oleh Abu Hatim dan selainnya”.