ORANG YANG JUNUB BERAKTIVITAS DILUAR RUMAH

June 17, 2014 at 10:38 pm | Posted in Penjelasan Bukhori | 2 Comments

بَابٌ الجُنُبُ يَخْرُجُ وَيَمْشِي فِي السُّوقِ وَغَيْرِهِ

Bab 24 Orang yang Junub Keluar Rumah dan Berjalan di Pasar serta Aktivitas Lainnya

 

Penjelasan :

 

Yakni penjelasan tentang hukum bagi orang yang junub untuk melakukan aktivitas kesehariannya dalam kondisi dirinya belum bersuci. Disini Imam Bukhori ingin menyanggah perkataan sebagian ulama yang mewajibkan bagi orang yang junub ketika akan melakukan aktivitas lainnya agar bersuci terlebih dahulu, minimal dengan berwudhu seperti wudhu untuk sholat.

Imam Ibnu Bathol dalam “Syarah Bukhori” menukil dari Sa’ad bin Abi Waqqoosh rodhiyallahu anhu, Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu, Athoo’ dan al-Hasan tentang wajibnya bagi orang yang junub untuk berwudhu terlebih dahulu, sebelum ia keluar memenuhi kebutuhannya. Namun hadits yang nanti akan dibawakan oleh Imam Bukhori daam bab ini, menunjukkan bahwa orang yang junub tidak wajib baginya mandi atau berwudhu terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitasnya.

Berkata Imam Bukhori :

وَقَالَ عَطَاءٌ: «يَحْتَجِمُ الجُنُبُ، وَيُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ، وَيَحْلِقُ رَأْسَهُ، وَإِنْ لَمْ يَتَوَضَّأْ»

“Athoo’ berkata : ‘orang yang junub boleh berbekam, memotong kuku dan mencukur rambut, sekalipun belum berwudhu’.

 

Penjelasan biografi perowi hadits :

Atsar ini disambungkan sanadnya oleh Imam Abdur Rozaq dalam “al-Mushonnaf” (no. 1091-cet. Al-Maktabul Islami) dari jalan Ibnu Juraij, beliau berkata :

قُلْتُ لِعَطَاءٍ: الْجُنُبُ يَحْتَجِمُ وَيَطَّلِي بَالنَّوْرَةِ وَيُقَلِّمُ أَظْفَارَهُ، وَيَحْلِقُ رَأْسَهُ وَلَمْ يَتَوَضَّأْ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَمَا ذَاكَ أَيْ لَعَمْرِي وَيَتَعَجَّبُ»

 “aku bertanya kepada ‘Athoo’ : ‘seorang yang junub bolehkan berbekam, memakai pitek, memotong kuku, memotong rambut, tanpa berwudhu terlebih dahulu?’, Athoo’ menjawab : ‘iya boleh, demikian juga aktivitas lainnya’ lalu beliau terheran-heran (dengan pertanyaanku-pent.)”. 

 

Berkata Imam Bukhori :

284 – حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ، فِي اللَّيْلَةِ الوَاحِدَةِ، وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ»

37). Hadits no. 284

“Haddatsanaa Abdul A’laa bin Hammaad ia berkata, haddatsanaa Yazid bin Zurai’ ia berkata, haddatsanaa Sa’id dari Qotadah bahwa Anas bin Malik menceritakan kepada mereka bahwa Nabi sholallahu alaihi wa salam menggilir istri-istrinya dalam satu malam, pada waktu itu Beliau memiliki 9 orang istri”.   

HR. Muslim no. 309

 

Penjelasan biografi perowi hadits :

Semua perowinya telah berlalu biografinya, kecuali :

 

1.  Nama                      : Abu Muawiyyah Yaziid bin Zurai’

Kelahiran                : lahir 101 H dan wafat 182 H di Bashroh

Negeri tinggal         : Bashroh

Komentar ulama      : Ditsiqohkan oleh Imam Ahmad, Imam Ibnu Ma’in, Imam Abu Hatim,  Imam Nasa’I , Imam Ibnu Sa’ad dan Imam Ibnu Hibban.   

Hubungan Rowi       : Sa’id  adalah  salah seorang gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi.

 

2.  Nama                      : Abun Nadhor Sa’id bin Abi ‘Aruubah

Kelahiran                : Wafat 156 atau 157 H

Negeri tinggal         : Bashroh

Komentar ulama      : Tabi’i shoghir, ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Ma’in, Imam Abu Zur’ah dan Imam Nasa’i.   

Hubungan Rowi       : beliau adalah muridnya Qotadah yang paling atsbat.

 

(Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar)

 

Berkata Imam Bukhori :

285 – حَدَّثَنَا عَيَّاشٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى، حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ، عَنْ بَكْرٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا جُنُبٌ، فَأَخَذَ بِيَدِي، فَمَشَيْتُ مَعَهُ حَتَّى قَعَدَ، فَانْسَلَلْتُ، فَأَتَيْتُ الرَّحْلَ، فَاغْتَسَلْتُ ثُمَّ جِئْتُ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَقَالَ: «أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هِرٍّ»، فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: «سُبْحَانَ اللَّهِ يَا أَبَا هِرٍّ إِنَّ المُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ»

38). Hadits no. 285

“Haddatsanaa ‘Ayyaasy ia berkata, haddatsanaa Abdul A’laa, haddatsanaa Humaid dari Bakr dari Abi Roofi’ dari Abi Huroiroh rodhiyallahu anhu beliau berkata : “aku bertemu Rasulullah sholallahu alaihi wa salam dan kondisi aku sedang junub, lalu Nabi sholallahu alaihi wa salam menggandeng tanganku, maka aku berjalan bersama Beliau sampai Nabi sholallahu alaihi wa salam duduk, lalu aku keluar sebentar, aku menemui seseorang, lalu aku mandi, kemudian datang dan Nabi sholallahu alaihi wa salam sedang duduk, lalu berkata : “kemana saja engkau Ya Abu Huroiroh?”, aku menjawab kepada Beliau (bahwa aku tadi junub). Maka Nabi sholallahu alaihi wa salam bersabda : “Subhanallah, ya Abu Huroiroh, sesunggugnya seorang mukmin tidak najis”.

 

Penjelasan biografi perowi hadits :

Semua perowinya telah berlalu biografinya, kecuali :

 

1.  Nama                      : Abul Waliid ‘Ayyaasy ibnul Waliid

Kelahiran                : lahir 226 H

Negeri tinggal         : Bashroh

Komentar ulama      : Ditsiqohkan oleh Imam Abu Hatim dan Imam Ibnu Hibban.  Imam Abu Dawud menilainya, shoduq.

Hubungan Rowi       : Abdul A’laa   adalah  salah seorang gurunya dan tinggal senegeri dengannya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al Mizzi.

 

(Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar)

Penjelasan Hadits :

  1. Bolehnya orang yang junub untuk melakukan aktivitas kesehariannya, tanpa, mandi terlebih dahulu.
  2. Boleh mengulangi jima’ kepada istrinya, tanpa mandi junub terlebih dahulu.

 

2 Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. Assalamu alaikum
    Kalau slps bersama suami ada darah haid keluar Mcm mn ya?kena tunggu habis haid mandi junub dan haid ka?Tolong berikan penjelasan…Terima kasih

    Like

  2. Saya tak paham pertanyaannya. Maksudnya gimana?

    Like


Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.